Jumat, 08 November 2013

PANGURIPAN 1

PRAKATA AREK PONDOK'AN

PADI itu...
Semakin tua, semakin merunduk.
Sebuah potret kesantunan dan kerendah hati-an.

Sedangkan manusia...
Saat masih muda keras kepala,
Semakin tua, menjadi gila senioritas.
Sok lebih baik, lebih berpengalaman, lebih dewasa, lebih banyak makan garam kehidupan, dan berbagai rekayasa gila kehormatan lainnya (meskipun tidak semua orang demikian).

Lantas yang benar yang bagaimana?
Tidak ada yang benar ataupun salah,
Karena memang ini bukan persoalan hukum, tapi masalah kedewasaan mental dan emosi.
Jadi bukan persoalan "seharusnya", melainkan masalah "sebaiknya".

Frasanya:
Orang yang sudah TUA memang SEHARUSNYA dihormati oleh yang MUDA, apapun kehendak dan kebijakannya (meski harus dengan memaksakan diri),

Orang yang sudah TUA SEBAIKNYA tetap santun kepada yang MUDA, karena itu justru sebuah hakikat kehormatan yang tinggi nilainya.

TUA bisa jadi dari sudut pandang usianya/ ilmunya/ kekayaan hartanya/ status sosialnya/ hirarki kepemimpinannya/ dsb.

Terma SEHARUSNYA, maka itu menjadi wilayah egoisme AKAL manusia,
Adapun SEBAIKNYA, itu menjadi teritorial kelembutan HATI.

Tentunya dalam konteks akhlaq SOSIAL, peran HATI selangkah lebih baik dan mulia dari pada dominasi AKAL, yang hanya mampu melihat dari sudut pandang SEHARUSNYA, bukan SEBAIKNYA.

Karena...
Menjadi orang yang BAIK itu jauh lebih sulit, dari pada menjadi orang yang hanya sekedar BENAR.

SEMOGA KITA BISA JADI MANUSIA YANG BERAKHLAKUL KARIMAH
BAIK DI MATA MANUSIA, BAIK PULA DI MATA ALLAH SWT. mugo-mugo barokah... amin