Mbah Abu Dzar adalah salah satu sahabat yang disayangi Rasulullah SAW.
Penegak yang Haq dari Suku Ghifar ini memiliki sifat pemberani yang
sangat dipuji Rasulullah yang akhirnya mewasiatkan tujuh hal kepadanya.
Rasulullah menitipkan ini bukan tanpa sebab. Beliau memahami karakter
Abu Dzar yang taat dan teguh dalam mematuhi segala perintah Allah dan
RasulNya.
Melalui ribuan haditsnya, Nabi Muhammad SAW telah
mengabadikan wasiat tentang nilai-nilai kebajikan sebagai pedoman hidup
bagi umatnya dan juga bagi seluruh manusia. Salah satunya adalah wasiat
yang beliau sampaikan kepada Abu Dzar al-Ghifari ra.
Dari Abu Dzar ra., ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah SAW)
berwasiat kepadaku dengan tujuh hal, (1) supaya aku mencintai
orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku
agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat
kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku
menyambung silaturahimku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku
dianjurkan agar memperbanyak ucapan la haula wala quwwata illa billah
(tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku
diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau
berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah
kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta
sesuatu pun kepada manusia.”
[Hadits ini diriwayatkan
oleh imam-imam ahli hadits, di antaranya Imam Ahmad, Imam ath-Thabrani,
Imam Ibnu Hibban, Imam Abu Nu’aim dan Imam al-Baihaqi]
1. Mencintai Orang Miskin
• Orang-orang miskin
yang dimaksud adalah mereka yang hidupnya tidak berkecukupan, tidak
punya kepandaian untuk mencukupi kebutuhannya dan mereka tidak mau
meminta-minta kepada manusia.
• Mencintai orang-orang miskin dan
dekat dengan mereka yaitu dengan membantu dan menolong mereka, bukan
sekedar dekat dengan mereka. Apa yang ada pada kita, kita bagi dan kita
berikan kepada mereka karena kita akan diberikan kemudahan oleh
Allah SWT dalam setiap urusan, dihilangkan kesusahan pada hari Kiamat
dan memperoleh ganjaran yang besar.
• Dalam Hadist yang diriwayatkan
oleh Abi Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membiayai
kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang bejihad
fii sabilillah.” –Saya (perawi) kira beliau bersabda– “Dan bagaikan
orang yang shalat tanpa merasa bosan serta bagaikan orang yang berpuasa
terus-menerus.” (HR Bukhari dan Muslim)
• Rasul sudah mengetahui
bahwa terdapat perbedaan jarak waktu antara orang-orang miskin dan
orang-orang kaya dari kalangan kaum muslimin ketika memasuki surga.
Orang-orang miskin akan setengah hari lebih cepat memasuki surga
dibandingkan dengan orang-orang kaya. Kadar waktu setengah hari ini
adalah lima ratus tahun, seperti yang tertuang dalam Al Qur'an surat al-Hajj (22):
47.
• Orang yang mau membantu sesama tidak akan bisa mlarat hidupnya, insya Allah akan menempuh kebahagiaan dunia sampai akhirat, amin....
2. Melihat pada Orang yang Lebih Rendah dalam Hal Materi dan Penghidupan
• Baginda Rasulullah SAW memerintahkan kita agar senantiasa melihat orang yang
berada di bawah kita dalam masalah kehidupan dunia dan mata pencaharian.
Tujuannya supaya kita tetap mensyukuri nikmat yang telah Allah
berikan kepada kita, alias ojo nggumedih.
• Disadari atau tidak, kita sering lupa untuk
mengikuti perintah tersebut, padahal ini merupakan salah satu jebakan
setan (strategi cerdas syetan) yang bisa menjerumuskan kita ke dalam jurang kerugian. Kadang kita suka
silau melihat mereka yang hidupnya menurut kita jauh lebih enak,
nyaman dan tentram sehingga kita meremehkan mereka dan lupa untuk menyukuri segala karunia
Allah SWT yang sudah kita miliki. Astaghfirullah,,,
• Tapi kalau berbicara urusan agama,
ketaatan, pendekatan diri kepada Allah SWT, kita seharusnya melihat
kepada orang yang berada di atas kita, yaitu para Nabi, para sahabat,
para syuhada dan orang-orang shaleh. Supaya kita termotivasi untuk
meneladani kesungguhan dan kegigihan mereka dalam meningkatkan kualitas
ibadah terhadap Allah SWT bahkan berlomba-lomba untuk melakukannya, semoga kita bisa istiqomah....
• Mbah Abu Dzar ra adalah teladan kita dalam hal ini. Beliau mencari makan
untuk hari yang sedang dijalaninya. Lalu untuk keesokan harinya beliau
akan mencarinya lagi dan itu terus-menerus dilakukan dalam kehidupannya, beliau punya prinsip yang penting cukup untuk kebutuhan sehari hari, dan tidak mau berlebih-lebihan. sedikit tapi cukup dan akan membawa kehidupan yang lebih baik (ziyadatul khoir)....
3.Menyambung Tali Silaturrahim
•
Karena kita merupakan makhluk yang tidak luput dari keterikatan manusia
lainnya, jadi silaturrahim ini merupakan ibadah yang amat agung mulia
lagi mudah dan memberikan banyak berkah bagi yang melakukannya.
• Baginda Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya, “Wahai sekalian manusia,
tebarkanlah salam, memberi orang makan, sambungkanlah silaturahim,
salatlah ketika manusia sedang tidur, niscaya kamu akan masuk surga
dengan selamat.” (HR at-Tirmidzi)
• Perkembangan teknologi
transportasi dan komunikasi saat ini tidak bisa jadi alasan kita untuk
menyambung tali silaturahim karena tanpa terhalang jarak dan waktu.
•
Keutamaan silaturrahim: salah satu tanda dan kewajiban iman, mendapatkan
rahmat dan kebaikan dari Allah SWT dan salah stau sebab penting masuk
surga dan dijauhkan dari api neraka. Silaturrahim juga salah satu jalan menuju hidup bahagia, orang yang sregep ber silaturrohim kerukunan pasti akan tetap kokoh, baik itu kerukunan sesama maupun di dalam rumah tangga (keluarga), Silaturrohim juga bisa menambah jalannya rizki dan memperpanjang umur.. amin
4.Memperbanyak Ucapan “La Haula Wa La Quwwata Illa Billah”
•
Lafazh ini (“Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan
Allah”) untuk mengingatkan kita kalau sudah semestinya kita meyakini
bahwa apa yang kita lakukan semata-mata terjadi karena kehendak Allah
SWT. TanpaNya, kita tidak akan pernah bisa mencapai segala apa yang kita
rencanakan dan kita upayakan.
• Apapun peran dan pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang manusia, tidak selayaknya ia merasa sombong.
Tidak seharusnya ia merasa bahwa apa yang berhasil diraihnya semata-mata
adalah murni hasil kerja keras dan jerih payahnya. Karena semua itu ada masanya...
• Allah SWT adalah Sutradara Kehidupan Yang Maha Agung, skenario, strategi yang di buat tidak ada yang bisa menandingi, semua adalah atas kuasaNya, kehendakNya, di bidang Apapun Allah tiada Tanding, termasuk Jodoh, Rejeki, dan Kematian (Subhanallah) tidak ada yang tau kecuali Allah SWT. “La Haula Wa La Quwwata Illa Billah”
• Allah SWT adalah Sutradara Kehidupan Yang Maha Agung, skenario, strategi yang di buat tidak ada yang bisa menandingi, semua adalah atas kuasaNya, kehendakNya, di bidang Apapun Allah tiada Tanding, termasuk Jodoh, Rejeki, dan Kematian (Subhanallah) tidak ada yang tau kecuali Allah SWT. “La Haula Wa La Quwwata Illa Billah”
5.Berani Berkata Benar Meskipun Pahit
•
Sesungguhnya jihad yang paling utama adalah mengatakan kalimat yang haq
(kebenaran) kepada penguasa. Baginda Rasulullah SAW di salah satu haditsnya
bersabda, “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kalimat yang haq
kepada penguasa yang zhalim.” (HR Ahmad)
• Cara menyampaikan
kebenaran kepada atasan, pemimpin atau penguasa adalah dengan
mengunjungi mereka dan memberi nasihat dengan cara yang baik, "embo iku diajak mangan bareng lah, atau di sowani lah,,,,(ngomong enak-enakan)... Jika tidak
bisa, maka bisa dengan menulis surat atau melalui orang yang menjadi
wakil mereka. Bila tidak bisa juga, maka tidak perlu juga mengadakan
orasi, provokasi dan demonstrasi. Penyampaian masukan secara persuasif
biasanya jauh lebih efektif dibandingkan menyampaikannya dengan cara
berteriak-teriak di jalan, malah gak pantes, embel-embele Islam tapi akhlaknya "Astaghfirullah" tidak mencerminkan Akhlaknya Baginda Rosulullah SAW.. Kritik boleh tapi itu untuk kebaikan, pendidikan, tetap jaga adab dan akhlak..... Allohu Akbar...!!!
6. Tidak Takut Celaan Ketika Berdakwah di Jalan Allah SWT
• Baginda Rasulullah SAW dan Para Nabi sebelumnya juga pernah mendapat tantangan
dan rintangan saat berdakwah. Seperti cibiran, gunjingan, hinaan, celaan
sampai rintangan yang bersifat fisik dari mereka yang tidak berkenan
melihat dakwah Islam berlangsung dengan baik dan lancar.
• Jadi beliau menjalaninya dengan dakwah secara rahasia kemudian dilanjutkan dengan dakwah secara terbuka.
•
Orang-orang yang tidak takut dicela hanya karena mengutarakan suatu
kebenaran dari ajaranNya merupakan orang yang dicintai olehNya. “Serulah
(manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan
Dialah yang lebih Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(an-Nahl [16]:25)
• Kalimate arek jaman saiki " Berakit rakit kehulu berenang kemudian", ada juga maqola : " Gedene derajat tergantung gedene ujian",,, sabar itu indah, ikhlas itu mujarab, istiqomah adalah karomah,, Shollu'Alannabi Sayyidina Muhammad.....
7.Tidak Meminta-Minta
•
Meminta-minta adalah sikap yang sama sekali tidak diajarkan Baginda Rasulullah
SAW serta para nabi dan rasul sebelum beliau. Sejak belia, Nabi Muhammad
SAW sudah bekerja sebagai penggembala dan beranjak dewasa bekerja
sebagai pedagang.
• Meminta hanya dibolehkan untuk keperluan yang
berkaitan dengan kepentingan umum, umat Islam, seperti untuk pembangunan
sarana beribadah, pendidikan, bantuan untuk fakir miskin, anak-anak
yatim, ataupun acara acara untuk syiar Agama Islam. Caranya juga tidak sembarangan, yaitu dengan mendatangi
orang-orang yang memiliki kelebihan harta kekayaan dan membicarakannya
dengan baik. Atau dengan mengumumkan di masjid dan cara lainnya sesuai
dengan apa yang dicontohkan Baginda Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
![]() |
Ust Sholmed & Mubarok |
•
Panutan kita, Baginda Rosulullah Muhammad SAW, sangat menghargai dan menyukai pekerjaan
seseorang meskipun hanya menghasilkan upah yang sedikit daripada
menengadahkan tangannya kepada orang lain. Bekerja meskipun hanya
pedagang asongan, buruh bangunan atau pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
menurut pandangan masyarakat kita sebagai pekerjaan yang remeh, itu
adlah kebaikan yang besar dibanding mengandalkan hidupnya dari
meminta-minta kepada orang lain. sitik sing penting halal dan jerih payahnya sendiri itu lebih nikmat,,,
Semoga bermanfaat dan barokah... Amin
Wallahua'lam...
Semoga bermanfaat dan barokah... Amin
Wallahua'lam...