Sabtu, 07 Desember 2013

Ikhlas Sebagai Tolok Ukur Kesuksesan Amaliyah

Umur kita bukan sekedar jumlah deretan waktu
tapi sejauh mana kita mampu mengisi dan memberi arti,
maka makna panjang umur bukan ditentukan berapa lama kita hidup didunia ini,
tapi sangat ditentukan oleh prestasi dan berapa banyak amal sholih yang kita kerjakan.
KH Imam Chambali & Mubarak
Mari kita renungkan apa yang telah dikatakan oleh Imam Ibnu ‘Atho’illah As-Sakandariy ra. dalam Al-Hikam “ amal adalah potret lahiriah dari niat dan keinginan, pengalaman lahiriyah adalah cermin hakikat keadaan batin ” sabda ini cukup pendek tapi makna cakupannya sangat luas, mengandung mutiara-mutiara yang sangat berharga diantaranya kita dituntut untuk pandai menata niat sebab bagusnya niat sangat menentukan bagusnya amal. Kedua, pengalaman lahiriyah merupakan cerminan dari keadaan batin sesorang, ibarat pepatah dalamnya laut bisa terukur, dalamnya hati tidak bisa diukur, untuk melihat keadaan batiniyah seseorang bisa kita lakukan dengan melihat keadaan lahiriyahnya , bila keadaan lahiriyahnya kusut masai maka hatinya juga sedang dalam keadaan kusut dan sumpek, bila kelihatan ceria dan berbunga-bunga maka batinnya juga bahagia, Orang itu bila sering merasa susah dan sumpek maka daya tahan tubuhnya akan mengalami penurunan, metabolisme tubuhnya akan mengalami gangguan, sebagaimana yang telah dikatakan oleh sebagian dokter“ketenangan jiwa adalah separuh dari kesehatan badan”. Ketiga amal tak akan gagal bila disertai dengan niat yang ikhlas, puncak keikhlasan adalah kesadaran bahwa diri kita ini tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan apapun tanpa mendapat izin dan pertolongan Allah, Laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyi adzim, kesadaran ini bila kita tanam kuat-kuat dalam sanubari kita Insya Allah kita akan terhindar dari sikap sombong, Insya Allah kita akan selamat dari sikap dan lupa diri, lawan ikhlas adalah riya’, orang yang marah ketika disebut aibnya adalah orang yang riya’, orang yang terpacu amalnya ketika dipuji dan mengendur amalnya ketika dicela adalah orang yang riya’, orang yang giat di hadapan orang dan bermalas-malasan di waktu sendirian adalah orang yang riya’.

Dzunnun Al-Mishri berkata“setengah dari tanda-tanda keikhlasan adalah pujian dan celaan orang baginya tidak ada bedanya”salah satu penyakit hati yang menyebabkan kekufuran adalah riyak, orang riya’ biasanya mencari kesuksesan didunia ini dengan melakukan berbagai ibadah, kemudian mengabarkan kesalehannya kepada orang lain, riya’ adalah salah satu perwujudan sifat nifaq, yaitu berusaha menampilkan suatu sikap yang bertentangan dengan kenyataannya, lawan riya’ adalah ikhlas, ikhlas adalah berbuat dan berprilaku selaras dengan iman, makin kuat iman seseorang makin lebar terbuka peluang untuk tampil menjadi pribadi yang ikhlas, makin tipis iman seseorang Insya Allah makin tipis peluang untuk menjadi pribadi yang ikhlas, sikap ikhlas lahir dari kesungguhan untuk mencari jalan keselamatan dunia akhirat melalui ketaatan kepada Allah SWT, bila orang ingin mencapai keselamatan dunia akhirat maka inilah satu-satunya jalan, sekarang ini banyak orang mengharapkan keselamatan tapi tidak mau menapaki jalan ketaatan kepada Allah malah banyak melakukan pelanggaran terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah. Semoga kita diberi petunjuk dan pertolongan oleh Allah untuk mampu menampilkan sikap yang sesuai dengan apa yang telah digariskan Allah melalui risalah Rosul SAW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar