Sabtu, 07 Desember 2013

Kokoh Dalam Tauhid, Selaras Dalam Kehidupan Yang Penuh Manfaat Dan Barokah

Dialah tuhan maha tunggal yang kepadaNya segala sesuatu bergantung,
Dia maha mutlak tak berketurunan pun bukan keturunan,
Dialah yang tidak terserupai oleh sesuatu apapun.
Dari kiri, Mubarak Assalafi, KH. Syukron Djazilan, KH. Imam Chambali,
KH Miftahul Huda, KH. Zainuddin, Ust Ichwan Mhd
Dalam surat Al-Ikhlas tercakup pokok-pokok penting risalah Rosulullah SAW yaitu tauhid kepada Allah, tauhid ini juga merupakan pedoman umum dalam beramal. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa surat ini sebanding dengan 1/3 Al-qur’an.

Bila kita ingin membangun sebuah rumah maka kita harus mengikuti aturan-aturan arsitektur, demikian juga dalam mempelajari agama. Agama ibarat sebuah bangunan yang memiliki banyak komponen yang harus disusun menjadi satu kesatuan yang kuat dan kokoh. Sebagaimana dalam pendirian bangunan, yang paling awal kita kerjakan adalah membangun pondasi yang kuat begitupula dalam mempelajari agama. Bila kita mampu mempelajari agama dengan permulaan yang tepat niscaya kokoh dan mendatangkan manfaat. Pondasi awal dari pembelajaran agama adalah tauhid, mengenal Allah lewat sifat-sifat dan nama-namaNya yang agung serta merenungi tanda-tanda kekuasaanNya yang tersebar dijagad raya, mengenal para Rosul utusanNya. Bila seseorang tepat dalam memulai pembelajaran terhadap agama, maka ia akan membawa manfaat, namun sebaliknya bila memulainya dari awal yang kurang tepat cenderung akan melahirkan sikap fanatik yang hakikatnya merupakan penguatan dari egonya. Saat ini banyak orang yang melakukan tindak kekerasan diatas namakan agama, yang mana bila kita selidiki semua itu merupakan akibat dari salahnya tata cara pembelajaran agamanya yang tidak diawali dari pondasi berupa tauhid, tapi diawali dari yang lain yang seharusnya tidak layak dijadikan pondasi dalam pembelajaran agama. sebab kedua, mereka yang gemar melakukan tindak kekerasan atas nama agama itu rata-rata belajarnya kepada guru yang sanad keilmuwannya tidak jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan sehingga ilmunya tidak barokah.

Saat ini banyak orang belajar agama dari awal yang tidak tepat yang melahirkan orang-orang fanatik yang berwawasan sempit yang sangat mudah menjelek-jelekkan bahkan mengkafirkan sesama muslim yang tidak sependapat dengan mereka, mereka seakan beranggapan bahwa kebenaran mutlak milik mereka dan golongannya saja, siapa yang berbeda dianggapnya salah bahkan kafir yang dihukumi halal darahnya. Ini semua akibat dari salah kaprahnya dalam tatacara belajar agama yang tidak diawali dari pemahaman terhadap tauhid. Beragama itu bila ingin lurus dan logis harus dimulai dari pengokohan tauhid, sebagaimana yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran agama selalu dimulai dari tauhid. Rosulullah selalu memulai dari Laa Ilaha Illallahu. selama tauhid masih belum mempunyai akar dalam hati, maka selama itu pula seluruh bagian yang merupakan cabang-cabang agama belum mempunyai pijakan dasar. Mari kita belajar berfikir jernih, mengapa para ulama’ mau menanggung kesulitan, karna mereka mampu memahami dan menghayati tauhid.

Bila kita lihat sejarah betapa para ulama’ salaf , para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in rela berkorban demi agama, mewaqofkan diri mereka kepada Allah, rela menderita, rela sengsara, tidak kenal siang dan malam segala potensinya mulai harta, tenaga dan pikirannya semua digunakan untuk berjuang demi tegaknya agama Allah, sehingga Izzul Islama Walmuslimin menjadi kenyataan ditengah-tengah masyarakat, semua ini tak lain merupakan buah dari pemahaman tauhid yang kokoh dan mantap yang mampu membuat seseorang rela berkorban, mau berbuat kebajikan, membentuk seseorang untuk berani dan tegar menghadapi kedzoliman, santun dalam bergaul dan rela menerima nasib yang menimpa dirinya karna memiliki keyakinan “manusia memiliki kehendak, Allah memiliki kehendak maka kehendak Allah lah yang pasti terjadi”. Tauhid merupakan satu-satunya pilar yang kokoh bagi manusia yang ingin mencapai tujuan kebahagiaan dunia akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar